WAYANG TINGKLUNG

13 Maret 2018 10:39:09 WIB

Pernah mendengar Wayang Tingklung ? Di Desa Jagalan sendiri kesenian ini masih ada hingga sekarang.   Mungkin beberapa diantara kita tidak asing dengan kesenian yang satu ini.  Dimana Si Dalang selain mengatur jalan cerita harus bisa memberi isian instrumennya. Dengan kata lain pementasan wayang tanpa memakai wiyogo (gamelan).. Beda dengan pementasan wayang yang sering kita tonton, Wayang Tingklung biasanya berdurasi paling lama 3-4 jam.  Untuk menikmati pertunjukan Wayang Tingklung pun yang punya “gawe” tidak mengeluarkan anggaran besar. Hanya biasanya untuk menarik minat penonton disuguhkan pula minuman beserta makanan kecil . Dominasi penonton adalah lanjut usia, dan apabila ditanya, suka dengan Wayang Tingklung ? Biasanya mereka menjawab sekedar “nggo gayeng-gayeng” atau “tinimbang neng ngomah bingung”.  

Tak banyak dalang yang masih bertahan dengan Wayang Tingklungnya, kurangnya minat penonton menjadi salah satu alasan kenapa kesenian pertunjukan ini kurang berkembang, bahkan bisa dikatakan hampir hilang. Akankah kesenian ini tetap lestari ? Hanya waktu yang bisa menjawab, karena bukan hanya sekedar kesadaran untuk melestarikan warisan leluhur ini, namun harus dibarengi kemauan dan ide-ide kreatif yang bisa diterapkan tanpa mengurangi pakem yang ada.

Komentar atas WAYANG TINGKLUNG

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License